Sketsa ; “Kantong SAMPAH” 8
DAMAI, Hindari “TIDAK”
By EMBUN1)*
Hari ini Sabtu 21 September 2013 adalah Hari Perdamaian Internasional. Tidak banyak orang yang mengetahui momen berharga ini dan terlewati begitu saja tanpa publikasi dan sosialisasi berarti. Akhirnya menjadi kehilangan makna yang mestinya sangat berarti dan berperan bagi kemaslahan hidup dan kehidupan manusia bumi.
Penetapan saat untuk suatu maksud berarti memiliki nilai untuk dimaknai dan direalisasikan . Begitupun Hari Perdamaian, yang ditetapkan secara internasional. Terkandung maksud untuk merefleksi berbagai kejadian dan situasi dunia maupun bagi diri sendiri atas rasa dan perilaku yang merugikan.
Damai adalah sepenggal kata yang bila diramu ke ruang makna, maka begitu indah, manis dan selaksa kenikmatannya bagi manusia. Damai adalah lawan dari segala sesuatu yang menimbulkan akibat kita berada pada posisi menjai musuh. Kadar derajat terpanggang sebagai musuh, berurut tingkatannya, mulai dari yang paling dimusuhi karena dibenci hingga dimarahi karena khilaf ( yang ini ada waktunya tinggal tunggu lebaran tiba, maaf memaafkan atas khilaf dan (tunggu dulu) salah ? beda pula kadarnya untuk dimaafkan atau tidak. Kalau cuma diomelin ya lupakan saja tidak masuk ambang batas.
Berdamai berarti tidak bermusuhan, tidak berperang, tidak mencaplok wilayah negara lain apalagi tanah tetangga, tidak berkelahi, tidak bertengkar, tidak saling beradu fisik dan senjata (tajam, benda tumpul dan sejenisnya), tidak beradu mulut (kecuali antar lain jenis dan muhrim). Tidak saling menjegal lawan (politik, bisnis, jabatan dan pacar), tidak saling menyalib dan memotong jalur (apalagi dii tikungan-jalan), tidak mengambil anak harimau dari induknya, tidak membunuh binatang liar terlindungi dan merusak habitatnya. Tidak membuang limbah industri B3 dan sampah ke sungai dan saluran air juga pekarangan rumah penduduk. Tidak mengalihkan lahan pertanian dan perkebunan untuk industri berpolusi tinggi, tidak mengijinkan Taman Nasional untuk kegiatan pertambangan dan tidak menggunakan ikan lumba-lumba untuk atraksi komersial, lalu tidak menggunakan air thermos untuk menyeduh kopi.
Tidak beriksik di ruang pasien rumah sakit, tidak ribut bila ada ujian. Tidak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri dan keluarga juga memakai kendaraan dinas untuk mudik. Tidak menyempitkan dan menutup daerah aliran air(sungai), tidak memotong dana BLSM milik orang miskin, tidak meminta uang damai pada pelanggar aturan lalulintas, tidak mengurangi ukuran dan berat barang yang ditimbang. Tidak membuang puntung, abu dan asap rokok disembarang tempat. Tidak memakai formalin, boraks dan sejenisnya untuk mengawet makanan dan minuman juga untuk mengawetkan mie. Tidak menggunakan daging busuk untuk membuat bakso, otak-otak dan sosis, tidak berkata-kata ketika khatib sedang berkhotbah.
Tidak berpacaran setelah berumahtangga, apalagi tidak pandai memilah sampah antara sampah organic(basah) dan non organik(kering) sebelum dibuang ke penampungan. Tidak saling memusuhi ummat berbeda agama, Tidak menggunting dalam lipatan (pribahasa, panjang penjelasannya) - boleh kalau sedang mendekorasi, tidak mengahadap kiblat ketika sholat, tidak bisa membaca Al-qur”an tapi pintar menyanyikan lagu Korea, tidak boleh tidak diam dan menutup mata kala pendeta sedang memimpin do’a di gereja, tidak mengambil benda sakral-religi dari pura, tidak menghadiri ibadah misa digereja katedral saat malam natal, tidak menjadi penceramah agama untuk mencari nafkah, tidak boros dan membuang-buang air kran masjid ketika berwuduh, tidak melempar sampah dari balik jendela mobil, tidak berbaju merah di depan kerbau dan banteng dan tidak boleh berbaju hijau saat berwisata ke pantai selatan.
Tidak menancapkan paku besi ke pepohonan untuk memasang baner caleg dan iklan bajaringan, tidak pula paku itu ditaburkan dijalanan untuk memecahkan ban kendaraan. Tidak mengimpor cabe, buah, sayur, daging, bawang dan korek kuping. Tidak menjual minyak mentah dan mengimpor solar dan bensin dari singapura. Tidak lebih memperioritaskan pembangunan Jakarta dan pulau Jawa daripada ribuan pulau lainnya. Tidak kalah bolahkaki dengan Malaysia.
Tidak membunuh, tidak melukai dan menyiksa orang dan binatang, tidak merampok, tidak mencuri, tidak menipu. Tidak menculik – kecuali menculik hati pujaan yang ditaksir untuk jadi kekasih, Tidak memalak. Tidak menimbulkan penderitaan, kesengsaraan dan kekecewaan bagi orang lain. Tidak menjiplak karya orang lain. Tidak menggurui, tidak angkuh, tidak sombong, tidak iri, tidak dengki, tidak membanggakan diri sendiri dan tidak memanjat pohon mangga orang termasuk memungut buahnya yang telah jatuh. Tidak membangun tembok pembatas perumahan dengan perkampungan serta menutup jalan orang kampong.
Tidak menghujat. Tidak menghina. Tidak melecehkan. Tidak merugikan. Tidak melakukan apapun yang tidak boleh tidak, tidak dikatakan tidak. Tidak juga dikatakan tidak untuk “katakan tidak untuk korupsi” - sambil jempol diarahkan ke kantor bawah, ya itu juga tidak. Yang dikatakan tidak berarti bila dilakukan akan menimbulkan permusuhan dengan yang dikatakan kata damai.
Kata “Tidak” adalah yang paling menjadi alasan kuat para Nabi dan Rasul diutus Allah dan dibekali dengan kitab suci untuk masing-masing Agama yang isinya lebih banyak berupa larangan kepada manusia dan dimakanai bahwa itu maksudnya “tidak”. Buku-buku tentang etika dan moralpun penuh dengan kata tidak.
Tidak, di jabarkan dengan makna apapun tetapi berarti larangan. Tidak, sama dengan dilarang.
Maka tidak untuk tidak damai. Tidak untuk tidak berteman, bersahabat dan bersaudara. Saling menghormati dan menghargai dalam keberadaan dan berposisi masing-masing kita, untuk tidak melakukan sesuatu yang memungkinkan dapat merusak atau menciderai suasana baik dan indah yang dibutuhkan siapapun yaitu damai.
Siapa saja butuh damai. Damai di hati, damai dikehidupannya.
Damailah dengan siapapun, damailah dengan apapun, damailah kapan dan dimanapun.
Damai, sambil mengatakan tidak untuk tidak berdamai.
Damai bumiku, damai hidupku.
Selamat Hari Perdamaian Internasional 21 September 2013
)*EMBUN1 ; M.Th.Pattiiha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar