Ilustrasi Global Warming. ©2015 Merdeka.com
Merdeka.com - Bulan lalu yakni Juli 2019, disebut sebagai bulan terpanas sepanjang sejarah perekaman temperatur Bumi. Setidaknya, ini adalah bulan terpanas sepanjang 140 tahun belakangan.
Data ini diambil dari informasi terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dikutip dari Mashable.
Rekor yang didapatkan oleh NOAA ini dikonfirmasi oleh Komisi Uni Eropa yang menganalisis data serupa, serta organisasi riset iklim Berkeley Earth.
Disebut, di penjuru bagian Bumi terlanada panas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Juli kemarin. Oleh karena itu, temperatur melonjak hingga memecahkan rekor sebagai bulan terpanas yang pernah terekam.
Tak cuma panas, rekor ini juga menyusutkan es di lautan Kutub Utara dan Antartika ke posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Hal ini terjadi dikarenakan Juli biasanya memang jadi bulan terpanas sepanjang tahun. Hal ini didukung pula dengan tahun 2019 yang secara keseluruhan lebih panas ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Tiap Bulan, Temperatur Bumi Makin Panas
Tak cuma memecahkan rekor, bulan Juli 2019 menandai tren jangka panjang terkait kenaikan temperatur yang terjadi tiap berganti bulan.
Faktanya, bahkan Juli 2019 adalah ke 415 kalinya setiap bulan makin panas. Hal ini berarti setiap orang yang lahir setelah tahun 1985 akan mengalami tiap bulan makin panas dalam hidupnya.
2019 sendiri disebut jadi salah satu tahun terpanas sepanjang sejarah, bergelut dengan setiap tahun di lima tahun terakhir. Menurut data NOAA, hal ini dipicu tingginya karbon dioksida di atmosfer yang bertanggung jawab sebagai gas rumah kaca. Tingkat ketinggian ini diklaim paling tinggi dalam 800.000 tahun.
Ahli paleoklimatologi menemukan bahwa konsentrasi karbon dioksida meningkat pada tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah dan geologis. [idc]
Selasa, 20 Agustus 2019 11:31 Reporter : Indra Cahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar