Daun
Gatal(Laportea decumana (roxb.)
chew)(Foto Doc.)
Daun gatal
sudah sejak lama dikenal dan digunakan oleh Orang Maluku dan juga Papua, untuk
kebutuhan menjaga kesehatan dan mengobati rasa sakit yang diderita. Namanya
mengenalkan pada rasanya, karena rasa dari daun gatal baik sengaja atau tidak bila
terkena pada tubuh kita akan berefek menumbulkan rasa gatal. Efek rasa gatal
berbeda tingkat gatalnya menurut jenis daun gatal, fungsi penggunaannya juga
berbeda menurut jenisnya.
Rasa gatal
yang ditimbulkan oleh daun gatal ketika disentuh atau digosokkan ke tubuh,
menimbulkan rasa sensasi khas, berasa gatal selama beberapa menit, kemudian
hilang dan menimbulkan benjolan-benjolan pada kulit tubuh. Rasa ini akan
beralih, apabila itu digosokkan pada bagian tubuh yang sakit, setelah rasa
gatal itu menghilang, rasa sakit pun perlahan tidak terasakan. Sensasi rasa
gatal kemudian memunculkan rasa nyaman karena rasa sakit yang hilang inilah,
menjadikan daun gatal disukai bagi yang terbiasa menggunakannya.
Di dunia
pengobatan tradisional cara Tiongkok(China), mengenal cara pengobatan akupuntur
atau tusuk jarum yaitu pengobatan menggunakan jarum yang ditusukkan ke bagian
tubuh melalui pori-pori manusia. Memang berbeda cara dan efek yang dirasakan,
tetapi maksudnya memakai cara mengobati melalui pori-pori tubuh manusia untuk
menimbulkan efek penyembuhan kedalam bagian tubuh yang sakit. Jarum yang
digunakan jelas berbahan metal dan buatan, tidak alami sebagaimana jarum-jarum
halus alami yang menempel pada daun gatal.
Tidak persis
sama antara fungsi dan cara kedua jenis alat pengobatan tersebut – jarum
akupuntur dan daun gatal, tetapi sebagai contoh lain alternatif pengobatan cara
tradisionil, bahwa daun gatal ternyata juga sangat bermanfaat dan dapat
digunakan dalam pengobatan untuk penyembuhan rasa sakit.
Bagi orang
Maluku, daun gatal sudah tidak asing di dengar dan digunakan sebagai penghilang
rasa sakit, rasa pegal atau rasa lelah. Di hutan pulau-pulau di Maluku tanaman
daun gatal tumbuh subur, khususnya di hutan dengan pepohonan rimbun dan tingkat
kelembabaan tanah yang tinggi. Tanaman ini mudah dibudidayakan, bisa ditanam di
halaman rumah atau menggunakan pot tanaman.
Wailau Sila, sebutan orang di pulau Seram
bagian selatan untuk daun gatal, terdapat sebutan lain di tempat lain di Maluku.
Daun yang sudah sangat akrab dikenal sejak zaman nenek moyang Maluku dahulu
kala, karena merupakan salah satu obat herbal dari dedaunan untuk pengobatan
cara tradisonal.
Di kota
Ambon khususnya, daun gatal secara tradisionil dijual bersama dengan buah pinang
dan daun atau buah sirih. Entah sejak kapan persisnya, tetapi sudah sejak
dahulu daun gatal bisa ditemukan di sekitar jalan Baru depan masjid tua Jami’
kota Ambon. Pemasok daun gatal di kota Ambon, berasal dari negeri-negeri di
sekitar pulau Ambon. Pelanggan pembeli biasanya orang-orang Maluku asli yang
sebelumnya berasal dari negeri di luar kota Ambon, dari hampir seluruh
kepulauan Maluku, bahkan sudah mulai diminati orang dari luar Maluku.
Daun Gatal merupakan tumbuhan perdu daerah tropis Famili Urticaceae, adalah
jenis tanaman yang terdiri atas beberapa spesies dan sepertinya hanya tumbuh dan
menyebar di daerah kepulauan Maluku dan Papua. Dikutip dari hasil penelitian Ir. M.J. Sadsoeitoeboen, M.Si, Dosen Taksonomi
Tumbuhan Jurusan Biologi UNIP Manokwari Papua Barat melalui sonirambo.blogspot
(12/3/2015). Dijelaskan bahwa jenis
daun gatal yang umumnya dijual di pasar tradisional seperti kota Manokwari (untuk
digunakan dalam pengobatan, termasuk yang di Maluku), berasal dari spesies Laportea decumana (roxb.) chew. Spesies ini juga punya nama lain
atau sinonim, tergantung aturan taksonomi mana yang diikuti, bisa juga disebut Laportea Indica. Ia menambahkan ada spesies lain yang tengah batang daunnya
berwarna putih (Dendronicde Sp)
ataupun yang kecil (Laportea interupta)
walau pemanfaatannya cukup berbeda.
Sadsoeitoeboen menjelaskan, bahwa daun gatal spesies
Laportea decumana (roxb.) chew dari tumbuhan
famili Urticaceae, umumnya memang memiliki kandungan kimiawi
seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones.
Asam formiat( asam semut) terkandung di dalam kelenjar ‘duri’ pada permukaan
daun. Saat ‘duri’ tersebut mengenai tubuh, asam semut dalam kelenjar itu
terlepaskan dan mempengaruhi terjadinya pelebaran pori – pori tubuh. Pelebaran
pori – pori ini rupanya meransang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaat
daun gatal umumnya, rasa sakit, linu, atau rasa pegal, akan lenyap ataupun
merasa lebih baik setelah efek gatal menghilang.
Tanaman daun
gatal yang tumbuh di dataran tinggi dan terlindung dari sinar matahari
langsung, warna daun lebih hijau kegelapan, dengan rasa gatal lebih “menyengat”,
tinggi tanaman pun bisa mencapai 180 Cm. Tanaman yang tumbuh di dataran rendah dan berudara kering atau
sering terkena matahari langsung warna daun hijau kekuningan dan tinggi tanaman
lebih rendah. Tanaman ini mudah untuk dibudidayakan dan perlu karena khasiat
sengatannya.
Cara memoles
daun gatal ke tubuh, pegang dari bagian ujung daun dengan posisi daun bagian dibalik punggung
daun yang dioles atau digosok mengenai tubuh. Rasa gatal yang terasa, hanya
berlangsung sekitar 4-5 menit, diikuti benjolan kecil dan berwarna merah pada
semua bagian tubuh yang terkenan olesan daun gatal. Setelah itu, rasa sakit,
pegal, atau linu, kecapean, akan menghilang.
Sengatan
atau rasa gatal berbeda fungsi penggunaannya menurut jenis atau spesies tanaman
daun gatal. Untuk yang digunakan untuk pengobatan secara tradisionil hanya spesies Laportea
decumana (roxb.) chew, tidak direkomendasikan untuk jenis atau spesies lain.
Apalagi jenis daun gatal yang tulang daunnya berwarna merah, hindari jangan
sampai terkena tubuh, rasa gatalnya aneh, sulit dijelaskan.
Jenis daun gatal yang tulang daunnya berwarna merah, secara “mitos”
digunakan oleh sebagian masyarakat tradisionil di pulau Seram untuk membuat
buah durian yang sudah matang di pohon agar bisa segera jatuh dengan sendirinya.
Caranya dengan melukai bagi pohon dan akar pohon durian, luka sebatas kulit itu
lalu disisipkan daun gatal jenis ini, namanya daun gatal babi. Setelah itu buah
durian yang sudah matang akan berjatuhan.
Sulit dijelaskan mitos ini, tetapi sering dan masih digunakan hingga kini
saat musim durian. Silahkan coba, tetapi sebelum itu silahkan laburi tubuh
lebih dulu dengan daun gatal penghilang pegal, setelah itu tunggulah kejatuhan
buah durian. Saat sedang makan durian, pikirkan bagaimana daun obat dari
sejarah pengobatan tradisionil masyarakat di Maluku dan juga Papua yang masih
diminati ini bisa lebih diberdayakan dan mutahirkan.
Depok, 24 Juni 2018
M.Thaha
Pattiiha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar