Senin, 28 September 2015

Puncak Bogor, Area Bebas Nilai dan Aturan.


"Hari ini padi, besok-besok beton" (Photo ; embun01)


          Perubahan peruntukan lahan terus berlangsung tanpa kendali pembatasan dan pengaturan secara terencana, masih sebatas aturan di lembar-lembar di kertas.

Lahan pertanian telah berubah karena dirubah secara sepihak menjadi area pemukiman dan aktivitas ekonomi, sehingga lahan pertanian makin berkurang dan cenderung hilang karena habis digunakan. Tentu sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi pertanian dan laju perubahan kondisi lahan yang mengakibatkan perubahan lingkungan, sehingga berdampak buruk pada keselamatan lingkungan.


Hulu Sungai Ciliwung (Photo ; embun01)

Area Puncak, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, telah lama menjadi wilayah pendirian bangunan-bangunan sebagai vila peristirahatan, rekreasi dan aktifitas lainnya. Berakibat lahan pertanian terus berkurang, lahan perkebunan teh makin menyempit. Sungai Ciliwung yang berhulu di sini, tidak lagi stabil debit airnya dan makin tidak sehat oleh sampah serta saluran pembuangan air kotor yang bermuara ke badan sungai Ciliwung. Di hulu saja sudah sedemikian adanya, apalagi yang di hilir  melewati wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan bermuara di kota Jakarta, hingga ke laut - pantai utara pulau Jawa.


Sampah anak sungai Ciliwung di samping pasar kota Cisarua (Photo ; embun01)


Debit air kotor dan beracun serta utamanya sampah, meningkat tidak terkira. Berdampak kepada kehidupan biota dan plasma nutfah air sungai Ciliwung sudah tidak lagi  berlangsung secara sehat dan normal. Selain airnya yang sudah lama tidak layak konsumsi, masih bisa hanya untuk mencuci yang bukan makanan ataupun pakaian.

Wilayah Puncak, sudah seperti area bebas nilai dan aturan. Siapa kuat - punya uang, semaunya melahap abis lahan-lahan kosong dan menyempitkan ruang pemukiman warga asli setempat. Bebas membangun, menanam tanaman bertulang beton dan menanam dan memproduksi media gas rumah kaca oleh  bangunan-bangunan luas dan mewah, hanya sebagai tempat bersantai diakhir minggu atau saat waktu libur. Lahan terbuka  tertutup aspal, keramik dan lantai beton, menghilangkan penyerapan dan fungsi penahan air hujan yang turun. Pada akhirnya, selalu menimbulkan banjir, yang juga menggerus permukaan tanah dan membawa sampah menuju badan sungai Ciliwung. 



Sawah yang tersisa, Lewimalang Cisarua Puncak Bogor (Photo ; embun01)


Pemerintah hanya pajangan "kembang plastik" yang selalu hadir tetapi tidak menyebarkan harum bunganya, tetapi selalu kelihatan dengan cara publisitas, seakan telah berbuat segalanya. Pengawasan dan tindakan "berarti" terhadap pelanggaran perubahan dan penggunaan lahan hanya akan terdengar saat telah terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah ini, selebihnya "tau sama tau" maka diam adalah solusi.



Ditulis oleh ;

M. Thaha Pattiiha

Rabu, 23 September 2015

10 CARA IKUT MENYELAMATKAN BUMI

Usaha partisipasi oleh siapapun dan dimanapun dapat dilakukan untuk ikut serta menjadi penyelamat lingkungan bumi. Tersedia cara dan ruang untuk setidaknya mengurangi sumbangan negatif kita terhadap bahaya pemanasan global yang sedang dihadapi dalam kelangsungan kehidupan lingkungan bumi, oleh adanya peningkatan produksi 
gas rumah kaca (GRK).

Tersedia 10 cara yang bisa anda lakukan untuk membantu menyelamatkan bumi, sebagaimana disuarakan dalam Situs Petisi : //www.thepetitionsite.com

10 Cara dimaksud adalah sebagai berikut ;

1.    Berhenti Makan Daging Sapi.

Daging sapi adalah energy sangat tidak efisien dan proteinnya merusak lingkungan. Jagung sebagai makanan untuk penggemukan sapi, adalah penyebab polusi oleh adanya penggunaan pupuk nitrogen dan penggunaan air yang sangat besar untuk pertumbuhannya, bahan bakar yang digunakan mesin pertanian untuk pengolahan tanah, panen dan transportasi ; limpasan pupuk, dan emisi metana, berkontribusi terhadap pemanasan global dan dampak negatif lainnya (misalnya penyuntikan antibiotik kepada ternak). Anda bisa menghindarinya dengan memakan daging sapi dari peternakan lokal yang menggunakan rumput alami.

2.    Berusaha Mengurangi Pemborosan Energi.

Kendaraan bermotor alat transportasi anda adalah penyumbang utama emisi karbon dioksida terhadap perubahan iklim. Penggunaan BBM – bensin dll, telah mendorong laju produksi minyak yang merusak lingkungan, seperti misalnya pengeboron minyak lepas pantai yang merusakan lautan.
Gunakan cara yang ramah dan bersahabat terhadap lingkungan, dengan misalnya penggunaan kendaraan bersama, berbagi tempat duduk pada kendaraan anda dengan orang lain, berjalan kaki, menggunakan sepeda, atau menggunaan kendaraan transportasi umum (Bis atau kereta api). Kendaraan pribadi atau usaha, harus selalu diperhatikan buangan emisinya. Setidaknya dapat menghemat pemgeluaran uang dan ikut mengurangi kontribusi anda terhadap pemanasan global.

3.    Lakukanlah Penghematan Energi Rumah.

      Terdapat 40% dari total energi digunakan untuk alat pemanas, pendingin dan pencahayaan, menyumbang 40% Gas Rumah Kaca(GRK) yang menyebabkan pemanasan global. Ruangan yang terisolasi dengan baik, memperbaiki kerusakan atau retakan, dan menginstal lebih efisien system pemanas maupun pendingin, mengurangi pemakaian pemanas dan pendingin, anda akan menghemat penggunaan energi listrik dan tentu menghemat biaya. Gunakan kipas angin pada udara panas dan/atau sweater pada udara dingin. Gunakan lampu CFL atau LED untuk pencahayaan, matikan komputer dan perangkat elektronik lainnya bila tidak digunakan.

4.  Konsumsi Pangan Lokal  dan Organik.

Minimalkan “jejak Lingkungan” makanan – penggunaan energi dan sumber daya untuk pertumbuhan  dan transportasinya. Makanan konvensional diproduksi menggunakan pupuk buatan (pupuk kimia) dan pestisida,  penyumbang polusi bagi lingkungan. Rata-rata perjalanan angkutan makanan kita lebih dari 2.000 mil, dimana proses pemindahan makanan tersebut telah meningkatkan “jejak karbon” sebagai penyumbang emisi GRK. Makanan organik tumbuh jauh lebih mudah pada lingkungan, tanpa pupuk buatan dan pestisida. Makanan lokal dan organik dapat ditelusur jejaknya karena lebih mudah, dekat, dan tentu sehat dan segar serta mendukung petani lokal. Mengkosumsi makanan lokal dan organik adalah pilihan cerdas. 

5.   Kurangi Pembelian Barang.

Belilah apa yang benar-benar anda butuhkan, beli jenis barang dengan kualitas tahan lama. Orang Amerika hanya 4% dari populasi - penduduk, dunia, akan tetapi menggunakan sekitar 20% dari energy global dan sumber daya – tingkat konsumsi yang tidak berkelanjutan. Semua barang manufaktur dibeli (elektronik cangggih, pakaian, mainan) pembuatannya semua menggunakan energi, air, minyak, dan sumber daya mineral, semua itu ikut berkontribusi terhadap polusi di China, Indonesia atau di mana pun barang-barang itu dibuat. Berhematlah, pikirkan semua uang anda (dan polusi).
6.  Gunakan Produk Daur Ulang.

Daur ulang semua bahan dari kertas, logam, kaca, dan plastic, sebagai langkah yang baik, tetapi tentu harus melalui cara yang mudah dan daur ulang yang ekonomis (dan lebih luas), membuat permintaan untuk produk daur ulang dengan membeli dari pengguna kertas. Kita bisa menggunakan kertas printer dan fotokopi dsur ulang, kertas toilet dan handuk kertas – sekarang mulai tersedia secara luas. Cari dan gunakan produk yang terbuat dari plastik daur ulang(seperti penutup dinding pagar rumah, dll) dan logam. Mintalah pemilik took untuk menyediakan produk daur ulang. 

7.  Gunakan atau Beli Energi Hijau

Sebagian listrik kita saat ini berasal dari pembakaran minyak bumi dan batu bara (perusak lingkungan pertambangan, dan sumber terbesar dari gas karbon dioksida - penyumbang GRK, dan merkuri) atau tenaga nuklir (penghasil limbah radioaktif yang membuat bingung bagaimana mengelolanya). Gunakan sumber energy terbarukan ( angin, matahari/surya, gelombang laut, tenaga air skala kecil) karena menghasilkan listrik tanpa emisi gas rumah kaca (GRK). Pilih(bila telah tersedia energy terbarukan) untuk membeli 50% atau 100% sumber listrik terbarukan. Sebagaimana di Amerika Serikat oleh National Grid tersedia melalui program “listrik hijau”. Listrik dari dari energi terbarukan atau “energi hijau” masih sedikit mahal, tapi mendukung energi terbarukan dan mengurangi polusi. 

8.  Mendukung Konservasi

Hutan bumi, ekosistem dan habitat satwa liar, makin berkurang, menghilang, dan berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kehancurannya makin memperparah perubahan iklim dan mengakibatkan hilangnya keaneka ragaman hayati. Di masing-masing negara, terus saja terjadi peningkatan pengalihan lahan pertanian dan hutan, menjadi pemukiman, area industri dan pusat kegiatan ekonomi lainnya – terutama jaringal mall. Dukung penyelamatan dan pelestarian alam yang tersisa baik secara perorangan atau komunitas di tempat masing-masing atau bergabung dan berkontribusi melalui lembaga nir laba – non profit, lembaga swadaya masyarakat ( LSM/NGO) seperti ; World Wildlife Fund, Greenpeace, Komunitas Embun, Komunitas Hijau, Greenbelt, Mass. Audubon, Wildlife Federation Nasional, Nature Conservancy, Wahana Lingkungan Hidup, atau organisasi konservasi lain. 

9.  Tempatkan Uang Anda Dimana Mulut Anda Bicara.

Bahwa kita memiliki pilihan untuk berkontribusi terhadap masalah, berupa solusi dengan bagaimana membeli atau menginvestasikan uang kita. Berhenti membeli produk dari perusahaan dengan catatan buruk terhadap lingkungan. Berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kualitas “hijau” yang tinggi dan reksa dana, bukan di perusahaan minyak, batubara, perusahaan yang selamanya bergantung kepada kekuatan pengguna bahan bakar fosil untuk kegiatan ekonominya dan mengabaikan energi berkelanjutan.

 10. Mempraktekan Politik Hijau

Manfaatkan suara anda, memperhitungkan suara anda dan kontribusi suara anda untuk perlindungan lingkungan, bukan kepada penentang perlindungan lingkungan. Dukung calon dan/atau partai politik yang memiliki rekam jejak yang baik dan berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan. Calon dapat berjuang memperkuat  penerapan peraturan dan hukum perlindungan lingkungan dan berkontribusi menyuarakan serta membela kepentingan kesatuan suara para pegiat lingkungan. Calon dapat melobi untuk membawa keluar dari cengkraman penggunaan bahan bakar fosil dalam pembangunan energi nasional dan berbagai kebijakan terhadap perlindungan lingkungan.

GoGreen (Photo NASA/Design #embun)

Collectively, we can make a real difference ! 

Alih bahasa dan edit ; M. Thaha Pattiiha – Direktur Eksekutif Komunitas Embun

Sumber                       ; //www.thepetitionsite.com/takeaction/302/536/766/