Jumat, 16 Januari 2015

FOTOGRAFI, Sebuah Catatan Sederhana

Siapapun juga termasuk saya, pasti menyukai dunia fotografi sebagai media guna menyaksikkan dan menikmati suatu suasana, peristiwa maupun keindahan, untuk apapun, dimanapun, kapanpun, dalam bentuk gambar tidak bergerak pada ruang dan waktu tanpa harus berada di tempat atau situasi tersebut.


Tulisan ini hanya sebuah catatan sederhana tentang pandangan saya terhadap dunia fotografi. Saya tidak untuk membahas tentang ilmu atau tekhnik fotografi, tetapi mencoba mengungkap alam dunia fotografi tentang apa yang dikandung dan dihadirkan oleh sebuah gambar foto, kegunaan dan manfaatnya bagi orang lain, dan serta hebatnya aktifitas para pegiat fotografi dengan kemampuan profesionalnya.

Fotografi adalah profesi paling menantang tetapi adalah suatu aktifitas yang sangat mulia, inilah dunia petualangan penuh imajinasi untuk menangkap dan mengabadikan suatu objek ataupun peristiwa dengan segala liku-liku penuh tantangan.

Mendapatkan sebuah gambar dengan kreteria lengkap sebagai sebuah hasil karya seni dan pengatahuan adalah bukan hal yang mudah dan murah. Membutuhkan kemampuan ilmu dan pengetahuan tekhnik, analisa rasio dan rasa, intuisi, pengorbanan waktu dan biaya, bahkan usia. Maka jadilah sebuah gambar dalam bentuk foto jadi terhadap sesuatu, yang tentu merupakan hasil dari seleksi, dari sekian banyak yang didapat atau ditangkap kamera, lalu dihadirkan untuk kita saksikan.

Nilai dari sebuah foto, hasil kerja seorang “pekerja”fotografi dapat disandingkan dengan karya seorang seniman lukis atau seniman lainnya. Oleh sebab fotografi memiliki tatanan nilai dasar yaitu keindahan, yang hanya bisa ditangkap oleh seorang fotografer yang memiliki kemampuan tekhnik dengan imajinasi  yang tajam serta berjiwa dan berasa sebagaimana seorang seniman. Dengan begitu, akan selalu menghasilkan dan menghadirkan karya-karya foto yang baik, hebat dan indah.

Fotografer adalah bakat, hoby sekaligus profesi dalam arti yang lebih luas. Bukan sekadar pekerja atau tukang foto yang hanya semata mengarahkan lensa dan menjepret suatu objek maupun peristiwa. Setiap karya foto yang hadir di hadapan kita, memungkinkan membawa kita berimajinasi dan merasa dekat bahkan ikut berada bersama objek atau seperti sedang ikut bersama dengan sang fotografer. Objek ataupun peristiwa yang ditangkap lensa kamera foto benar-benar harus berkarakter sebuah momen dan mampu bercerita tentang sesuatu. Dengan demikian sebuah foto, dapat bercerita sendiri.

Para fotografer profesional, dalam setiap karya fotonya membawa kita dalam suatu ruang berpikir yang serba menggambarkan pemikiran dan perasaan multi dimensi sambil  terlibat ikut menghitung dan menyadari seberapa besar kesempatan dan peluang untuk adanya waktu yang tak terhingga untuk mencapai, menanti dan mendapat momentum saat mana kamera siap di”bidik” dan di”klik”. Biaya peralatan, perlengkapan, transportasi dan akomodasi, tidak murah. Memiliki pengetahuan fotografi baik secara otodidak atau melalui jenjang pelatihan atau pendidikan akademis. Intinya melalui suatu proses belajar dan latihan yang melelahkan, penuh pengorbanan dan yang pasti tidak instan. Harus memiliki “nyali” - bahkan semacam nyawa cadangan, yang mampu menantang situasi apapun, bahkan yang dapat mengancam keselamatan nyawa sang fotografer.

Oleh siapapun, apalagi pada saat ini. Dengan adanya kemajuan tekhnologi kamera foto dapat dengan mudah memotret. Apakah menggunakan khusus kamera foto atau peralatan lain yang padanya menempel kamera foto. Akan tetapi bila dinilai dengan kriteria tekhnik dan kesempurnaan hasil foto, tentu sangat berbeda jauh dengan para profesional yang dimaksud. Hasil foto orang biasa-umumnya, dibandingkan dengan hasil foto fotografer profesional sangat berbeda dalam kualitas daya ungkap serta daya tarik pandang dan imajinasi ketika  dilihat dan dinikmati orang lain atau pemirsa.

Dalam situasi tertentu bisa saja berbeda ketika tidak harus mengikuti standar tekhnik baku fotografi yang dipersyaratkan. Bila untuk seperti kejadian luar biasa yang ditemui tanpa sengaja atau terjadi secara tiba-tiba dan langka. Misalnya foto kejadian bencana alam atau suatu peristiwa yang terjadi tanpa sengaja, tidak diperkirakan atau tanpa diinginkan. Hasilnya tentu tidak akan mungkin dipersyaratkan dengan kriteria baku untuk kualitas sebuah karya foto. Sebab foto yang diambil dalam kondisi atau peristiwa demikian tidak akan pernah bisa diulang atau ditemukan kembali. Namun demikian, selalu berkualitas hasil fotonya bila hal itu ditangkap oleh seorang fotografer professional.

Media Tekhnologi informasi saat ini, telah dengan mudah menghadirkan visualisasi setiap karya foto apapun, oleh siapapun, cepat kita dapatkan tanpa batas ruang dan waktu.

Menyadari hal dimaksud, perlu kita hargai dan junjung tinggi secara arif dan bijak terhadap hak kepemilikan sebuah karya foto, apalagi itu karya oleh seorang profesional.

Kita dibebaskan untuk menikmati dan dapat menggunakan hasil foto yang dipublikasikan, tetapi jangan pernah lupa,  bahwa setiap orang dibatasi dan diikat dengan moral dan etika untuk selalu menghargai dan menghormati hak penciptaan dan hak kekayaan intelektual sebuah hasil karya-cipta orang lain sebagai pemilik karya foto dimaksud. Pelajari dan pahami secara baik seperti apa aturan atau konvensi tentang perlindungan terhadap hak cipta dan hak kekayaan intelektual, sehingga kita tidak anggap sebagai “pencuri” hak orang lain.

Fotografi bisa sebagai hoby atau dapat menjadi pekerjaan yang menghasilkan pendapatan secara finansial. Tentu tidak mudah dan murah. Saya pribadi, bukanlah seorang fotografer profesional dikarenahkan keterbatasan, belum mampu memiliki kelengkapan peralatan fotografi bahkan setingkat standar minimal fotografer profesional, tetapi karena mengenal begitu banyak Fotografer Profesional Internasional melalui dunia maya (khususnya di Google+). Saya sangat mengagumi mereka para fotografer profesional, dan dari merekalah saya belajar memahami kehebatan bagaimana sebuah foto dibuat menjadi bernilai luar biasa dan mengagumkan, yang dapat  dipersembahkan menjadi konsumsi publik untuk dinikmati.

Untuk para sahabat Google+, khususnya para Fotografer Profesional, saya berterima kasih karena kehebatan anda-anda, pikiran sederhana ini saya ungkapkan. Oleh karena menurut saya, sebuah karya foto adalah rekaman faktual terhadap Momentum yang bisa menjadi Monumental.



Oleh ; M.Thaha Pattiiha