Siapapun juga termasuk saya, pasti menyukai dunia fotografi sebagai media guna menyaksikkan dan menikmati suatu suasana, peristiwa maupun keindahan, untuk apapun, dimanapun, kapanpun, dalam bentuk gambar tidak bergerak pada ruang dan
waktu tanpa harus berada di tempat atau situasi tersebut.
Tulisan ini hanya sebuah catatan sederhana tentang pandangan saya
terhadap dunia fotografi. Saya tidak untuk membahas tentang ilmu atau
tekhnik fotografi, tetapi mencoba mengungkap alam dunia fotografi tentang apa yang dikandung dan dihadirkan
oleh sebuah gambar foto, kegunaan dan manfaatnya bagi orang lain, dan serta hebatnya aktifitas para pegiat fotografi
dengan kemampuan profesionalnya.
Fotografi
adalah profesi paling menantang tetapi adalah suatu aktifitas yang sangat
mulia, inilah dunia petualangan penuh imajinasi untuk menangkap dan
mengabadikan suatu objek ataupun peristiwa dengan segala liku-liku penuh
tantangan.
Mendapatkan
sebuah gambar dengan kreteria lengkap sebagai sebuah hasil karya seni dan
pengatahuan adalah bukan hal yang mudah dan murah. Membutuhkan kemampuan ilmu
dan pengetahuan tekhnik, analisa rasio dan rasa, intuisi, pengorbanan waktu dan
biaya, bahkan usia. Maka jadilah sebuah gambar dalam bentuk foto jadi terhadap
sesuatu, yang tentu merupakan hasil dari seleksi, dari sekian banyak yang
didapat atau ditangkap kamera, lalu dihadirkan untuk kita saksikan.
Nilai
dari sebuah foto, hasil kerja seorang “pekerja”fotografi dapat disandingkan
dengan karya seorang seniman lukis atau seniman lainnya. Oleh sebab fotografi
memiliki tatanan nilai dasar yaitu keindahan, yang hanya bisa ditangkap oleh
seorang fotografer yang memiliki kemampuan tekhnik dengan imajinasi yang tajam serta berjiwa dan berasa
sebagaimana seorang seniman. Dengan begitu, akan selalu menghasilkan dan
menghadirkan karya-karya foto yang baik, hebat dan indah.
Fotografer
adalah bakat, hoby sekaligus profesi dalam arti yang lebih luas. Bukan sekadar
pekerja atau tukang foto yang hanya semata mengarahkan lensa dan menjepret
suatu objek maupun peristiwa. Setiap karya foto yang hadir di hadapan kita, memungkinkan
membawa kita berimajinasi dan merasa dekat bahkan ikut berada bersama objek
atau seperti sedang ikut bersama dengan sang fotografer. Objek ataupun
peristiwa yang ditangkap lensa kamera foto benar-benar harus berkarakter sebuah
momen dan mampu bercerita tentang sesuatu. Dengan demikian sebuah foto, dapat
bercerita sendiri.
Para
fotografer profesional, dalam setiap karya fotonya membawa kita dalam suatu
ruang berpikir yang serba menggambarkan pemikiran dan perasaan multi dimensi
sambil terlibat ikut menghitung dan
menyadari seberapa besar kesempatan dan peluang untuk adanya waktu yang tak
terhingga untuk mencapai, menanti dan mendapat momentum saat mana kamera siap
di”bidik” dan di”klik”. Biaya peralatan, perlengkapan, transportasi dan
akomodasi, tidak murah. Memiliki pengetahuan fotografi baik secara otodidak
atau melalui jenjang pelatihan atau pendidikan akademis. Intinya melalui suatu
proses belajar dan latihan yang melelahkan, penuh pengorbanan dan yang pasti tidak
instan. Harus memiliki “nyali” - bahkan semacam nyawa cadangan, yang mampu menantang situasi apapun, bahkan yang
dapat mengancam keselamatan nyawa sang fotografer.
Oleh
siapapun, apalagi pada saat ini. Dengan adanya kemajuan tekhnologi kamera foto
dapat dengan mudah memotret. Apakah menggunakan khusus kamera foto atau
peralatan lain yang padanya menempel kamera foto. Akan tetapi bila dinilai
dengan kriteria tekhnik dan kesempurnaan hasil foto, tentu sangat berbeda jauh
dengan para profesional yang dimaksud. Hasil foto orang biasa-umumnya,
dibandingkan dengan hasil foto fotografer profesional sangat berbeda dalam
kualitas daya ungkap serta daya tarik pandang dan imajinasi ketika dilihat dan dinikmati orang lain atau pemirsa.
Dalam
situasi tertentu bisa saja berbeda ketika tidak harus mengikuti standar tekhnik
baku fotografi yang dipersyaratkan. Bila untuk seperti kejadian luar biasa yang
ditemui tanpa sengaja atau terjadi secara tiba-tiba dan langka. Misalnya foto
kejadian bencana alam atau suatu peristiwa yang terjadi tanpa sengaja, tidak
diperkirakan atau tanpa diinginkan. Hasilnya tentu tidak akan mungkin
dipersyaratkan dengan kriteria baku untuk kualitas sebuah karya foto. Sebab
foto yang diambil dalam kondisi atau peristiwa demikian tidak akan pernah bisa
diulang atau ditemukan kembali. Namun demikian, selalu berkualitas hasil
fotonya bila hal itu ditangkap oleh seorang fotografer professional.
Media
Tekhnologi informasi saat ini, telah dengan mudah menghadirkan visualisasi
setiap karya foto apapun, oleh siapapun, cepat kita dapatkan tanpa batas ruang
dan waktu.
Menyadari
hal dimaksud, perlu kita hargai dan junjung tinggi secara arif dan bijak
terhadap hak kepemilikan sebuah karya foto, apalagi itu karya oleh seorang
profesional.
Kita
dibebaskan untuk menikmati dan dapat menggunakan hasil foto yang
dipublikasikan, tetapi jangan pernah lupa, bahwa setiap orang dibatasi dan diikat dengan
moral dan etika untuk selalu menghargai dan menghormati hak penciptaan dan hak
kekayaan intelektual sebuah hasil karya-cipta orang lain sebagai pemilik karya foto
dimaksud. Pelajari dan pahami secara baik seperti apa aturan atau konvensi
tentang perlindungan terhadap hak cipta dan hak kekayaan intelektual, sehingga
kita tidak anggap sebagai “pencuri”
hak orang lain.
Fotografi
bisa sebagai hoby atau dapat menjadi pekerjaan yang menghasilkan pendapatan
secara finansial. Tentu tidak mudah dan murah. Saya pribadi, bukanlah seorang
fotografer profesional dikarenahkan keterbatasan, belum mampu memiliki
kelengkapan peralatan fotografi bahkan setingkat standar minimal fotografer
profesional, tetapi karena mengenal begitu banyak Fotografer Profesional
Internasional melalui dunia maya (khususnya
di Google+). Saya sangat mengagumi mereka para fotografer profesional, dan
dari merekalah saya belajar memahami kehebatan bagaimana sebuah foto dibuat menjadi
bernilai luar biasa dan mengagumkan, yang dapat
dipersembahkan menjadi konsumsi publik untuk dinikmati.
Untuk
para sahabat Google+, khususnya para Fotografer Profesional, saya
berterima kasih karena kehebatan anda-anda, pikiran sederhana ini saya
ungkapkan. Oleh
karena menurut saya, sebuah karya foto adalah rekaman faktual terhadap Momentum
yang bisa menjadi Monumental.
Oleh ; M.Thaha
Pattiiha