Bahan bakar sebagai unsur yang menghasilkan energi untuk menggerakkan mesin industri, mesin kendaraan, mengerakkan turbin untuk menghasilkan listrik dan lain penggunaannya berasal dari bahan bakar minyak bumi, batu bara, gas, panas bumi, air, matahari, angin, gelombang laut, nuklir dan dari tumbuh-tumbuhan.
Aktifitas
usaha manusia untuk memproduksi barang dan jasa, melalui pencapaian kemajuan
tekhnologi, tercipta mesin-mesin sebagai alat produksi. Mesin-mesin itu
digerakkan oleh energi yang bersumber dari bahan-bahan tersebut di atas. Ketergantungan
itulah yang semakin membuat kebutuhan akan sumber energi, dari waktu ke waktu
bukan saja menyebabkan eksploitasi sumber daya alam bumi tidak lagi
memperhatikan faktor keselamatan lingkungan. Dampak
eksploitasi yang penuh nafsu, telah mengurangi daya tahan atau kekuatan
lingkungan untuk memproduksi dampak positif bagi kesehatan manusia dan
kelangsung kestabilan lingkungan itu sendiri.
Energi
yang dihasilkan dan menggerakkan mesin-mesin produksi, juga menjadi kontributor
dampak negatif berupa polusi gas karbon maupun sampah. Gas
karbon yang dihasilkan dari akibat aktifitas mesin produksi oleh industri, alat mesin transportasi, dampak
pembangunan yang menghasilkan gas rumah kaca dan sampah yang dihasilkan sebagai
bagian terbuang produksi dan aktifitas manusia, telah menjadikan lingkungan
mengalami penurunan kualitas yang luar biasa di satu abad terakhir ini.
Energi
yang bersumber dari minyak bumi dengan segala turunannya berupa bensin atau
minyak bakar, solar, avtur, minyak tanah, aspal, oli, dan LPG, adalah yang
terutama dan umum dipakai sekarang ini. Sementara itu ketersediaan makin
menipis oleh karena tidak dapat diperbaharui.kandungan minyak bumi. Minyak bumi
merupakan hasil olah fosil dalam perut bumi yang berlangsung jutaan tahun.
Butuh jutaan tahun lagi atau waktu yang sama untuk mendapatkan pembaharuan
ketersediaan energi dimaksud.
Selain
ketersediaan dan sifatnya yang tidak dapat diperbarui, minyak bumi telah ikut
mengotori, merusak dan melenyapkan lingkungan hidup, antara lain ;
o Pemanasan Global, sebab minyak bumi -
sebagaimana juga dengan batu-bara,
ketika dibakar melalui beragam aktifitas baik mesin-mesin industry,
rumah tangga maupun mesin kendaraan, akan menghasilkan gas karbon dioksida(CO2),
bagian dari efek gas rumah kaca yang menumpuk di atmosfir. Penumpukan kadar CO2
di atmosfir telah meningkat di decade terakhir ini dari 180-300ppmv menjadi
380ppmv. Pemanasan global membuat bumi mengalami kondisi tidak menentu oleh
akibat perubahan cuaca. Kekeringan terjadi, gleisier maupun benua es terus
meleleh yang membuat massa dan permukaan air laut terus naik dengan gelombang
laut yang makin ganas, kegagalan panen, seragan udara panas di kota-kota besar
dunia, kematian hewan oleh musnahnya sumber makanan dan hilangnya habitat.
Pemulihan lingkungan hidup terhambat dan melambat, bahkan cenderung gagal.
o Pencemaran Lingkungan, adalah dampak
paling berbahaya mulai dari aktifitas eksplorasi pengeboran atau pengangkatan
minyak dari dalam perut bumi, pengangkutan, hingga pemrosesan. Disekitar ladang
pengeboran akan terjadi penumpukan oleh lumpur emulsi minyak dan air sehingga
menutupi permukaan tanah atau lautan disekitarnya dan menghilangkan kualitasnya
bagi sumber penghidupan lainnya. Pengangkutan minyak mentah-minyak bumi, sering
mengalami masalah oleh adanya kebocoran atau kecelakaan akibat berbagai kendala
yang berakibat terjadinya tumpahan minyak. Demikian juga ketika diproses untuk
memisahkan emulsi minyak dari air melalui proses ekstraksi, maka air kotor
hasil ekstraksi sangat berbahaya bagi lingkungan sekitarnya. Pencemaran dari
akibat kebocoran atau tumpahan minyak, telah sangat berakibat buruk bagi
lingkungan, baik di darat maupun laut. Telah banyak contoh kasus pencemaran oleh
aktifitas pengelolaan minyak bumi, termasuk ladang minyak yang telah habis masa
produksinya, tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk kegiatan ekenomi lain yang tentu sangat disesalkan.
Apakah
kita harus berhenti menggerakkan mesin-mesin dan aktifitas hidup manusia, oleh dampak
negatif minyak bumi maupun oleh akibat kehabisan energi bahan bakar yang berasal dari minyak bumi ?
Tentu tidak, masih tersedia banyak sumber energi lain yang bahkan tidak terpakai habis dan sangat melimpah.
Tentu tidak, masih tersedia banyak sumber energi lain yang bahkan tidak terpakai habis dan sangat melimpah.
Minyak
bumi maupun batubara adalah sumber energi berbasis fosil pada perut bumi yang
tidak dapat diperbarui. Energi pakai habis, karena ketersediaannya yang terbatas.
Pilihan untuk menggantikan energi fosil tersedia bermacam sumber untuk
dikembangkan dan dimanfaatkan secara tidak terbatas.
Minyak
bakar untuk kendaraan bermotor, terdapat ethanol, yaitu bahan bakar dari
tanaman pangan seperti jagung ataupun gandum yang difermentasi menjadi alcohol, untuk ditambahkan dengan minyak
bakar guna meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi gas buang. Sumber energi
yang menjadi pilihan lain yaitu gas alam, hydrogen, propane, biodiesel,
methanol, listrik dan lainnya dari gabungan antara ethanol, gas alam dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF) yang disebut P-series (hedisasrawan.blogspot.com).
Mekanisasi
industri modern telah berbasis elektrikal sebagai penggerak mesin dan
operasional kegiatan lainnya, demikian juga dengan kebutuhan tenaga penggerak
barang-barang elektronik hampir seluruhnya menggunakan tenaga listrik. Minyak
bumi yang selama ini digunakan yang berbatas persediaan dapat segera atau pada
akhirnya digantikan dengan energi baru yang tidak terbatas persediaannya.
Dunia
pernah mengalami masa suram terjadinya krisis energy di tahun 1973 dan berulang
di tahun 1979 oleh akibat kelangkaan kegtersediaan dan penurunan produksi
minyak bumi, diikuti kenaikan harga
minyak bumi yang sangat tinggi, akibat unsur kesangajaan spekulan maupun
besarnya permintaan pasar.
Ketersediaan
cadangan minyak bumi dunia, dengan catatan tidak terjadi lonjakan pemakaian,
yang saat ini sekitar 84 juta barrel (13,4×106 m3) per hari – 4.9km3 per
tahun, maka masih sekitar 120 tahun lagi, dengan persedian cadangan
berkisar antara 190 km3 atau 1,2 triliun barrel (wikipedia.org).
Negara-negara
industri utamanya dan bahkan semua aktifitas manusia bumi tanpa terkecuali saat
ini, bergerak dengan ditopang kebutuhan dan dukungan energi untuk berbagai aktifitasnya. Indonesia,
berdasarkan data yang pernah dirilis Reforminer
Institute (Desember 2013), diperkirakan cadangan minyak Indonesia
akan habis dalam waktu 12 tahun dengan ketersediaan hanya 3,7 milyar barrel, dengan
rata-rata konsumsi tiap hari 1,2 juta barrel. Cadangan minyak bumi Indonesia
hanya 0,3% dari cadangan minyak dunia.
Memahami
kondisi riil sifat terbatas dan untuk kebutuhan jangka panjang, maka saatnya beralih
ke sumber energi baru dan terbarukan. Pilihan ada pada sumber energi oleh matahari,
air, angin, gelombang laut, panas bumi, juga nuklir. Matahari, air, angin, gelombang laut tersedia melimpah dan tak terbatas. Khusus untuk nuklir
memerlukan pertimbangan yang sangat matang bila ingin digunakan, teramat khusus di Indonesia dengan wilayah rentan bencana alam gempa bumi dan faktor kemampuan sumber daya manusia dan kedisplinan masyarakatnya.
Kehidupan
harus terus berlanjut, energi terus dibutuhkan dan akan bertambah dari waktu ke
waktu. Suka atau tidak kita diharuskan dan bahkan dipaksa untuk mencari untuk
menemukan energi baru, bukan lagi minyak bumi dan bahkan batubara, tidak energi fosil.
Perut bumi telah terlalu sering dan lama di"obrak-abrik", mengakibatkan lingkungan alam bumi menjadi makin berbahaya untuk kelangsungan kehidupan makhluk hidup, hari ini dan masa depan.
Bekasi 20 Nopember 2014
Ditulis oleh ; M.Thaha Pattiiha
Direktur Eks. LSM Komunitas Embun
Perut bumi telah terlalu sering dan lama di"obrak-abrik", mengakibatkan lingkungan alam bumi menjadi makin berbahaya untuk kelangsungan kehidupan makhluk hidup, hari ini dan masa depan.
Bekasi 20 Nopember 2014
Ditulis oleh ; M.Thaha Pattiiha
Direktur Eks. LSM Komunitas Embun